Sabtu, 22 Februari 2014

Facebook beli whatsapp


Kabar mengagetkan baru saja datang dari Facebook. Perusahaan jejaring sosial itu pada Rabu (9/2) mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk membeli layanan pengiriman pesan instan WhatsApp dengan nilai 16 miliar dolar AS (sekitar Rp 223 triliun).
Angka itu bakal dicairkan dalam bentuk saham senilai 12 juta dolar AS dan sisanya uang tunai. Facebook juga menjanjikan tambahan 3 juta dolar AS lagi dalam bentuk saham terbatas untuk 55 pegawai WhatsApp. Saham itu akan diberikan selama empat tahun pascarampungnya proses akuisisi. Jika ditotal, nilai pembelian itu 19 miliar dolar AS. 

Banyak pengamat menilai harga itu terlampau mahal. Karena, kalau dihitung-hitung WhatsApp saat ini memiliki lebih dari 450 juta pengguna bulanan dengan pendaftar baru mencapai satu juta setiap harinya. Ini artinya, Facebook membayar 42 dolar AS per pengguna.

Namun, bagi Facebook uang yang dikeluarkan dirasa sepadan. Langkah itu konon disebut sebagai bagian dari strategi masa depan mereka.
Berikut empat alasan Facebook berani membeli WhatsApp dengan harga selangit, seperti dikutip Forbes, Kamis (20/2):

1. Mengisi "ruang kosong" Facebook

Facebook saat ini memang sudah memiliki 1.2 miliar pengguna aktif per bulannya. Namun pertumbuhannya kian melambat bahkan sejumlah laporan menyebutnya semakin menciut.

Masalah terbesar ada di sejumlah negara seperti di Amerika Latin, India dan Asia. Bagi Facebook jangkauan WhatsApp yang luas bisa mengisi ruang kosong tersebut. WhatsApp juga menjadi jawaban bagi Facebook yang berambisi memasuki pasar pesan mobile.
2. Pengganti layanan SMS

Facebook sebenarnya sudah memiliki produk sejenis: Facebook Messenger. Lalu kenapa membeli WhatsApp? Lagipula banyak produk sejenis lain yang kalau dihitung-hitung harganya bisa lebih murah. Nah, pandangan itu disebut keliru.

Pasalnya WhatsApp dianggap bukan sebagai pesaing layanan yang misalnya dimiliki Facebook, Twitter, Instagram, Skype maupun Google. Layanan-layanan itu sudah memiliki ekosistem sendiri yang tidak bisa digantikan WhatsApp. 

WhatsApp justru diprediksikan  sebagai kandidat kuat pengganti layanan pengirim pesan singkat (SMS). Dengan sistem ramping, rapi dan hanya mengikat ke nomor telepon, WhatsApp berpeluang menguasai pasar pesan mobile.

3. Sebelum dibeli pihak lain

Pesaing WhatsApp terbilang banyak. Line dan WeChat adalah dua terkuat. Mereka memiliki lebih dari 300 juta dan 400 juta pengguna aktif saat ini. Line dominan di Jepang, sementara WeChat menguasai pasar Cina. Fakta ini yang membuat Facebook berpikir dua kali membeli keduanya. Kendala hubungan antarpemerintah begitu juga krisis privasi berpotensi menjadi rintangan.

Pemain besar lain adalah Snapchat, Skype (sekarang terintegrasi dengan Windows Live Messenger), Yahoo! Messenger dan Google Hangouts. Namun kesemuanya dipastikan tidak dijual. Kalaupun dijual, beban yang harus ditanggung Facebook dinilai terlampau banyak. Terlepas dari itu, jumlah pengguna WhatsApp jauh lebih banyak dari layanan-layanan tersebut. Ia bahkan diyakini bakal menembus semiliar pengguna. Facebook nampaknya ogah kecolongan dan mengambil inisiatif terlebih dahulu untuk membelinya.
4. Keterlibatan pengguna

“WhatsApp adalah satu-satunya aplikasi yang kami lihat memiliki keterlibatan dengan pengguna lebih tinggi ketimbang Facebook,"  kata Mark Zuckerberg dalam konferensi pers Rabu (20/2). Hal ini dinilai krusial. Karena tidak semata soal jumlah pengguna. Facebook juga ingin merangkul pengguna dengan keterlibatan tinggi terhadap aplikasi.

Itu juga yang membedakan WhatsApp dengan SnapChat. Mungkin akan sangat jarang melihat pengguna SnapChat mengirim hingga 20 gambar per hari. Sementara pengguna WhatsApp setidaknya mengirim lebih dari 20 pesan dalam setengah hari saja. Hanya SMS dan Facebook Messenger yang diklaim memiliki tingkat keterlibatan setinggi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar