ƸӜƷ✿Rahasia Hajar Aswad ✿ƸӜƷ
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
Hajar Aswad adalah “batu hitam” yang terletak di sudut sebelah Tenggara
Ka’bah, yaitu sudut darimana Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan jenis
batu ‘RUBY’ yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril.
Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat
dengan lingkaran perak. Batu hitam itu sudah licin karena terus menerus
di kecup, dicium dan diusap-usap oleh jutaan bahkan milyaran manusia
sejak Nabi Adam AS, yaitu jamaah yang datang ke Baitullah, baik untuk
haji maupun untuk tujuan Umrah. Harap dicatat bahwa panggilan Haji telah
berlangsung sejak lama yaitu sejak Nabi Adam AS. Bahkan masyarakat
Jahilliah yang musyrik dan menyembah berhala pun masih secara setia
melayani jemaah haji yang datang tiap tahun dari berbagai belahan dunia.
Nenek moyang Rasulullah, termasuk kakeknya Abdul Muthalib adalah para
ahli waris dan pengurus Ka’bah. Atau secara spesifik adalah penanggung
jawab air zamzam yang selalu menjadi primadona dan incaran para jemaah
haji dan para penziarah. Hadist Sahih riwayat Tarmizi dan Abdullah bin
Amir bin Ash mengatakan bahwa Rasul صلى الله عليه و سلم bersabda :
Satu riwayat Sahih lainnya menyatakan:
“ Rukun (HajarAswad) dan makam (Batu/Makam Ibrahim) berasal dari
batu-batu ruby surga yang kalau tidak karena sentuhan dosa-dosa manusia
akan dapat menyinari antara timur dan barat. Setiap orang sakit yang
memegangnya akan sembuh dari sakitnya”
Hadist Sahih riwayat Imam Bathaqie dan Ibnu ‘Abas RA, bahwa Rasul صلى الله عليه و سلم bersabda:
“Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia
dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang
yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar”.
Hadis Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasul صلى الله عليه و سلم bersabda:
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi).
Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan
kembali ke surga sebelum kiamat”.
Berdasarkan bunyi Hadist
itulah antara lain maka setiap jamaah haji baik yang mengerti maupun
tidak mengerti akan senantiasa menjadikan Hajar Aswad sebagai ‘target’
berburu …. saya harus menciumnya. Mencium Hajar Aswad!!!.
Tapi apa
bisa? Dua juta jemaah, datang dimusim haji secara bersamaan dan antri
untuk keperluan dan target yang sama. Begitu padatnya, maka anda harus
rela dan ikhlas untuk hanya bisa memberii ‘kecupan’ jarak jauh sembari
melafaskan basmalah dan takbir: Bismillah Wallahu Akbar.
Hadis
tersebut mengatakan bahwa disunatkan membaca do’a ketika hendak istilam
(mengusap) atau melambainya pada permulaan thawaf atau pada setiap
putaran, sebagai mana, diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Artinya:
“Bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم datang ke Ka’bah lalu diusapnya Hajar Aswad sambil membaca Bismillah Wallahu Akbar”.
Lanjutannya dikisahkan bahwa batu hitam tersebut pernah terkubur pasir selama beberapa waktu.
RIWAYATNYA
Dalam riwayat lanjutannya bahwa batu hitam tersebut pernah terkubur
pasir selama beberapa lama dan secara ajaib ditemukan kembali oleh Nabi
Ismail AS ketika ia berusaha mendapatkan batu tambahan untuk menutupi
dinding Ka’bah yang masih sedikit kurang. Batu yang ditemukan inilah
rupanya yang sedang dicari oleh Nabi Ibrahim AS, yang serta merta sangat
gembira dan tak henti-hantinya menciumi batu tersebut. Bahkan, ketika
sudah tiba dekat ka’bah, batu itu tak segera diletakan di tempatnya.
Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS menggotong batu itu sambil memutari Ka’bah
tujuh putaran.
DIANGKUT DENGAN SORBAN MUHAMMAD
Diantara
peristiwa penting yang berkenaan dengan batu ini adalah yang terjadi
pada tahun 16 sebelum Hijrah (606 M) yaitu ketika suku Quraisy melakukan
pemugaran Ka’bah. Pada saat itu hampir saja terjadi pertumpahan darah
yang hebat karena sudah lima hari lima malam mereka dalam situasi gawat,
karena keempat kabilah dalam suku Quraisy itu terus bersitegang ngotot
pada pendapat dan kehendak masing-masing siapa yang mengangkat dan
meletakkan kembali batu ini ketempat semula karena pemugaran Ka’bah
sudah selesai.
Akhirnya muncul usul dari Abu Umayyah bin Mughirah Al-Mukhzumi yang mengatakan
”Alangkah baiknya kalau keputusan ini kita serahkan kepada orang yang pertama kali masuk masjid pada hari ini.”
Pendapat sesepuh Quraisy Abu Umayyah ini disepakati. Dan ternyata orang
pertama masuk pada hari itu adalah Muhammad bin Abdullah yang waktu itu
masih berusia 35 tahun. Menjadi rahasia umum pada masa itu bahwa akhlak
dan budi pekerti Muhammad telah terkenal jujur dan bersih sehingga
dijuluki Al-Amin (orang yang terpercaya).
Muhammad muda yang
organ tubuhnya yaitu HATI-nya pernah dibersihkan lewat operasi oleh
Malaikat, memang sudah dikenal luas tidak pernah bohong dan tidak pernah
ingkar janji. Lalu apa jawaban dan tindakan Muhammad terhadap usul itu?
Muhammad menuju tempat pernyimpanan Hajar Aswad itu lalu membentangkan
sorbannya dan meletakkan batu mulia itu ditengah-tengah sorban kemudian
meminta satu orang wakil dari masing-masing kabilah yang sedang
bertengkar untuk memegang sudut sorban itu dan bersama-sama
menggotongnya kesudut dimana batu itu hendak diletakkan. Supaya adil,
Muhammad pulalah yang memasang batu itu ketempat semula.
RAHASIA HAJAR AL-ASWAD
Kita semua tahu bahwa Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberikan
mudorat atau manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah bangunan
yang terbuat dari batu. Akan tetapi apa yang kita lakukan dalam prosesi
ibadah haji tersebut adalah sekedar mengikuti ajaran dan sunnah Nabi
SAW. Jadi apa yang kita lakukan bukanlah menyembah Batu, dan tidak juga
menyembah Ka’bah.
Umar bin Khatab berkata “Aku tahu bahwa kau
hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW
menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau
menciummu”
Allah memerintahkan kita untuk Thawaf mengelilingi
Ka’bah dan Dia pula yang telah memerintahkan untuk mencium Hajar Aswad.
Rasulullah juga melakukan itu semua, dan tentu saja apa yang dilakukan
oleh beliau pastilah berasal dari Allah, sebagaimana yang terdapat dalam
firmanNya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS.
An-Najm : 53 ) “.
Hajar Aswad berasal dari surga. Batu ini pula
yang menjadi fondasi pertama bangunan Ka’bah, dan ia menghitam akibat
banyaknya dosa manusia yang melekat disana pada saat mereka melakukan
pertaubatan. Tidakkah orang yang beriman merasa malu, jika hati mereka
menghitam akibat dosa yang telah dilakukan. Rasulullah bersabda “Ketika
Hajar Aswad turun, keadaannya masih putih, lebih putih dari susu, lalu
ia menjadi hitam akibat dosa-dosa anak Adam (HR Tirmidzi).
” Wallahu a’lam والله أعلم
-----------------------------
♥░(¯`:´¯)░♥♥♥♥♥♥♥♥♥
░.(¯`•.\|/.•´¯)♥♥ Salam Ukhibbukum Fillah..
░(`♥•.(۞).•´¯)░(¯`:´¯)♥♥ Met Siang..sahabat2qu
░ (_.•´/|\`•._)(¯ `•.\|/.•´¯) ♥♥
░░░ (_.:._)░░(¯`•..(۞).•´¯)♥ Keep Istiqomah♥
░░♥░ (¯`:´¯)░(_.•´/|\`•._)♥♥
♥░.(¯ `•.\|/.•´¯)::(_.:._)♥♥
░ (¯ `•.(۞).•´¯)♥== Habib Sultan Maulana==♥
░ ░(_.•´/|\`•._) ♥
░ ♥░ (_.:._)´~*.
BAGI YG MAU TAG/SHARE..TAFADHOLLY
sumber : http://www.facebook.com/profile.php?id=100002501464715
Tidak ada komentar:
Posting Komentar