Senin, 16 Juni 2014

Pertolongan pertama pada kecelakaan

Budaya mudik dan balik sudah menjadi pemandangan yang lumrah tiap tahun di negeri ini. Beberapa hari sebelum hari raya, ribuan kendaraan berbondong bondong meninggalkan kota menuju desa, sebaliknya beberapa hari setelah hari raya, ribuan kendaraan bahkan lebih, kembali pulang ke kota. Di dalam ribuan kendaraan tersebut, diangkut ratusan ribu bahkan jutaan manusia. Bisa dibayangkan kesibukan yang terjadi di jalan raya saat itu.
Melihat banyaknya kendaraan yang lalu lalang, maka kemungkinan terjadinya kecelakaan juga sangat besar. Ratusan nyawa melayang sia sia di jalan. Ironisnya, banyak dari korban tersebut sebenarnya dapat diselamatkan nyawanya bila pertolongan pertama dilakukan dengan benar dan cepat. Sayangnya sangat sedikit diantara kita yang mengetahui apa yang seharusnya dilakukan bila menemukan seseorang yang menjadi korban kecelakaan.
Berikut langkah langkah yang harus dilakukan bila kebetulan menjumpai seseorang yang menjadi korban kecelakaan agar kemungkinan korban tertolong menjadi lebih besar. Langkah langkah tersebut antara lain :
A. Airway ( jalan nafas ). Nafas merupakan hal yang paling utama untuk terjadinya kehidupan. Untuk bisa bernafas dengan baik maka saluran nafas juga harus dalam keadaan longgar tanpa hambatan. Untuk itu, perhatikan dengan seksama apakah saluran nafas korban ada hambatan/sumbatan. Bila iya, segera bersihkan segala sesuatu yang menyumbat tersebut. Sumbatan bisa berasal dari gumpalan darah, muntahan atau gigi palsu yang dikenakan korban. Bila memang korban menggunakan gigi palsu, segera lepaskan. Hati hati dalam mengerjakan semua itu, jangan terlalu banyak menggerakan kepala sebab kita tidak bisa menyingkirkan kemungkinan terjadinya cedera tulang leher yang sangat fatal akibatnya bila salah penanganan. Usahakan tulang leher segaris dengan badan.
B. Breathing ( pernafasan ). Setelah jalan nafas longgar, tentukan apakah korban dapat bernafas dengan spontan atau tidak. Jika tidak, lakukan tindakan pemberian nafas buatan (resusitasi jantung paru-RJP). Teknik RJP akan saya bahas di lain kesempatan. Bila ternyata korban dapat bernafas dengan baik, lakukan langkah selanjutnya.
C. Circulation ( peredaran darah ). Periksa bagaimana nadi pasien, apakah teraba atau tidak. Bila tidak, lakukan RJP untuk melakukan resusitasi terhadap jantung yang berhenti berdenyut. Bila terjadi perdarahan yang hebat pada korban, lakukan upaya upaya penghentian perdarahan dengan cara melakukan pembalutan dan meninggikan organ tubuh yang berdarah.
Ketiga tindakan diatas harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh di random atau dibolak balik. Sembari melakukan tindakan diatas, jangan lupa untuk meminta pertolongan orang lain untuk menghubungi ambulan agar korban dapat segera diangkut ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Mudah mudahan dengan usaha yang telah dilakukan, nyawa korban bisa diselamatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar