Senin, 12 Mei 2014

Keutamaan shalat dhuha

Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan shalat-shalat sunnah untuk menyempurnakan ibadah shalat wajib yang terkadang tidak dapat sempurna pahalanya.

“Pada masing-masing ruas jari kalian terdapat hak shadaqah. Setiap tasbih adalah shadaqah. Setiap tahmid adalah shadaqah. Setiap tahlil adalah shadaqah. Setiap takbir adalah shadaqah. Memerintah kebaikan adalah shadaqah. Mencegah kemunkaran adalah shadaqah. Semua itu tercukupi dengan mengerjakan shalat Dhuha dua raka’at."
[Shahiih Muslim (I/499  720)]

“Wahai anak Adam, ruku’lah untuk-Ku empat rakaat di awal siang, niscaya Aku mencukupimu di akhir siang”
( At-Tirmidzi Hasan)

Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah.
Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah.
Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu.
Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan
barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga.
Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya”
(Thabrani dinilai hasan oleh Al-Albani)
Waktu Sholat Dhuha Setelah matahari terbit (seukuran tombak/2m) atau kira 15 menit setelah matahari terbit
hingga menjelang sholat dhuhur (+/- 15 menit)
waktu utama sholat :
"Waktu shalat al-awwaabiin  (orang-orang yang kembali kepada Allah) /Dhuha) adalah ketika anak unta merasa kepanasan di pagi hari."
[Muslim (I/516 no. 748]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar